Monday, September 24, 2012

An Intimate Sparkle Afternoon



Alunan musik dream pop memang mampu membuat siapapun yang mendengarnya merasa relaks dan kadang tanpa sadar membuat kita terpejam sambil membayangkan satu scene dalam perjalanan hidup kita yang sesuai dengan feel lagu yang coba ditawarkan aliran musik ini. Suasana itu lah yang berusaha dihadirkan oleh sebuah band asal kota Bandung, Sparkle Afternoon. Band yang terdiri dari enam anak muda berbakat yaitu Ratih Kemala Dewi (vokal/glockenspiel), Diki Setiadi (gitar), Warna Kurnia (bass), Yogie Riyanto (gitar), Rizka Rahmawaty (keyboard), Tedy Wijaya (drum). Berdiri sejak tahun 2007, mereka berusaha meramu musik yang menjadikan mereka band dreampop bernuansa postrock dan shoegaze yang tetap memiliki ciri khas dibanding band sejenis yang makin banyak bermunculan.
Dentingan keyboard yang lembut, suara gitar dan vokal wanita yang mengawang, namun sesekali diselingi oleh suara gitar yang powerfull membuat musik Sparkle Afternoon terdengar kaya dan tidak membosankan meski dengan durasi lagu yang cukup panjang sekalipun. Suara gitar yang powerfull dan agresif dibawakan oleh Diki yang dulu sempat tergabung dalam band yang mengusung aliran metal. “Dulu saya memang pernah mainin lagu-lagu metal, trus diajak gabung di Sparkle Afternoon ternyata asik juga bawain musik dreampop dan saya merasa nyaman sampai sekarang”, ucap Diki.
Sementara menurut gitaris lainnya, Yogie, musik yang mereka mainkan mengandung filosofi keseharian yang dekat dengan mereka. “Ya kita hidup setiap hari kan dalam sehari itu aja belum tentu semuanya berjalan mulus, ada seneng nya tapi kemudian bisa juga ngalamin kejadian yang ngga enak, feel seperti itulah yang ingin kita tampilkan”.
Keyboard nampaknya menjadi tonggak musik yang selama ini mereka hasilkan. “Biasanya kalo bikin lagu memang awalnya ide dari Rizka sama Diki dulu setelah itu baru di sempurnakan sama yang lain”, cerita Yogie. Meski kini memilih aliran dreampop, mereka mengaku saat awal berkumpul tidak pernah ada rencana untuk menentukan aliran musik yang akan mereka mainkan. Bagi mereka kejujuran dalam bermusik menjadi faktor penting dalam setiap proses kreatif yang mereka jalankan.
Tak pernah memaksakan untuk membuat musik yang orang suka dengan mengabaikan kenyamanan mereka dalam memainkan instrumen. “Dulu malah kita awalnya main musik indie pop tapi akhirnya kita merasa lebih nyaman memainkan musik yang sekarang, itu sih yang penting, kita kan main musik memang untuk senang-senang”, ucap vokalis yang akrab disapa Mala. Influence yang bermacam-macam dari setiap personelnya mulai dari britpop, phsychedelic sampai metal rasanya wajar membuat aransemen musik yang mereka hasilkan terdengar lebih beragam dari satu lagu ke lagu lainnya. Itu lah satu kelebihan yang mereka miliki selain juga vokalis perempuan yang pandai memainkan glockenspiel.
Setelah merilis split album bersama band postrock asal Bandung Under The Big Bright Yellow Sun pada tahun 2010 dibawah label Loud For Goodness dan dua lagu mereka Gorgeous dan Fade Away yang sempat dirilis oleh BFW Recording, sebuah netlabel dari Inggris, saat ini mereka sedang menyiapkan full album pertama yang ditargetkan bisa rilis akhir taun ini. Namun target mereka ini memiliki beberapa kendala yang cukup menyulitkan. Diantaranya adalah Mala dan Tedy yang sejak tahun 2011 berdomisili di Jakarta karena urusan pekerjaan, Yogie pun sering dinas keluar kota sehingga sangat sedikit sekali intensitas pertemuan dan waktu senggang yang dimiliki untuk merekam materi lagu yang kelak akan mereka hadirkan dalam album. Karena itu lah dalam beberapa penampilan live nya, Sparkle Afternoon dibantu oleh additional drummer Irvan N Martpresia.
Namun begitu bagi mereka segala kendala yang ada tidak menyurutkan semangat mereka untuk tetap berada dalam satu band dan berusaha sebisa mungkin untuk menyelesaikan album. “Target sih tetap ada tapi kami juga ngga maksain, jadi kalo memang diantara kami ada yang punya urusan yang lebih penting di luar band ya silahkan, kami juga support itu karena band ini tuh udah kayak keluarga buat kami semua”, tukas Warna Kurnia. Sementara Irvan yang selama Tedy bekerja di Jakarta selalu ditugaskan sebagai drummer additional mengaku nyaman berada di  band ini. “Ya saya sih selalu support mereka dari dulu apalagi kita punya satu kesamaan yaitu ngga bisa tidur sebelum subuh makanya jadi cocok mainin musik-musik kayak gini, hahaha”, canda Irvan. Bagi semua yang terlibat dalam Sparkle Afternoon komunikasi dan kekeluargaan adalah faktor penting yang membuat band ini tetap eksis sampai sekarang.


Artikel ini telah di muat di web Berisik Radio yang bisa dilihat di sini



No comments:

Post a Comment