Alunan musik dream pop memang mampu
membuat siapapun yang mendengarnya merasa relaks dan kadang tanpa sadar membuat
kita terpejam sambil membayangkan satu scene dalam perjalanan hidup kita yang
sesuai dengan feel lagu yang coba ditawarkan aliran musik ini. Suasana itu lah
yang berusaha dihadirkan oleh sebuah band asal kota Bandung, Sparkle Afternoon.
Band yang terdiri dari enam anak muda berbakat yaitu Ratih Kemala Dewi
(vokal/glockenspiel), Diki Setiadi (gitar), Warna Kurnia (bass), Yogie Riyanto
(gitar), Rizka Rahmawaty (keyboard), Tedy Wijaya (drum). Berdiri sejak tahun
2007, mereka berusaha meramu musik yang menjadikan mereka band dreampop bernuansa
postrock dan shoegaze yang tetap memiliki ciri khas dibanding band sejenis yang
makin banyak bermunculan.
Dentingan keyboard yang lembut, suara
gitar dan vokal wanita yang mengawang, namun sesekali diselingi oleh suara
gitar yang powerfull membuat musik Sparkle Afternoon terdengar kaya dan tidak
membosankan meski dengan durasi lagu yang cukup panjang sekalipun. Suara gitar
yang powerfull dan agresif dibawakan oleh Diki yang dulu sempat tergabung dalam
band yang mengusung aliran metal. “Dulu saya memang pernah mainin lagu-lagu
metal, trus diajak gabung di Sparkle Afternoon ternyata asik juga bawain musik
dreampop dan saya merasa nyaman sampai sekarang”, ucap Diki.
Sementara menurut gitaris lainnya,
Yogie, musik yang mereka mainkan mengandung filosofi keseharian yang dekat
dengan mereka. “Ya kita hidup setiap hari kan dalam sehari itu aja belum tentu
semuanya berjalan mulus, ada seneng nya tapi kemudian bisa juga ngalamin
kejadian yang ngga enak, feel seperti itulah yang ingin kita tampilkan”.
Keyboard nampaknya menjadi tonggak
musik yang selama ini mereka hasilkan. “Biasanya kalo bikin lagu memang awalnya
ide dari Rizka sama Diki dulu setelah itu baru di sempurnakan sama yang lain”,
cerita Yogie. Meski kini memilih aliran dreampop, mereka mengaku saat awal
berkumpul tidak pernah ada rencana untuk menentukan aliran musik yang akan mereka
mainkan. Bagi mereka kejujuran dalam bermusik menjadi faktor penting dalam
setiap proses kreatif yang mereka jalankan.
Tak pernah memaksakan untuk membuat
musik yang orang suka dengan mengabaikan kenyamanan mereka dalam memainkan
instrumen. “Dulu malah kita awalnya main musik indie pop tapi akhirnya kita
merasa lebih nyaman memainkan musik yang sekarang, itu sih yang penting, kita
kan main musik memang untuk senang-senang”, ucap vokalis yang akrab disapa
Mala. Influence yang bermacam-macam dari setiap personelnya mulai dari britpop,
phsychedelic sampai metal rasanya wajar membuat aransemen musik yang mereka
hasilkan terdengar lebih beragam dari satu lagu ke lagu lainnya. Itu lah satu
kelebihan yang mereka miliki selain juga vokalis perempuan yang pandai
memainkan glockenspiel.
Setelah merilis split album bersama
band postrock asal Bandung Under The Big Bright Yellow Sun pada tahun 2010
dibawah label Loud For Goodness dan dua lagu mereka Gorgeous dan Fade Away yang
sempat dirilis oleh BFW Recording, sebuah netlabel dari Inggris, saat ini
mereka sedang menyiapkan full album pertama yang ditargetkan bisa rilis akhir
taun ini. Namun target mereka ini memiliki beberapa kendala yang cukup
menyulitkan. Diantaranya adalah Mala dan Tedy yang sejak tahun 2011 berdomisili
di Jakarta karena urusan pekerjaan, Yogie pun sering dinas keluar kota sehingga
sangat sedikit sekali intensitas pertemuan dan waktu senggang yang dimiliki
untuk merekam materi lagu yang kelak akan mereka hadirkan dalam album. Karena
itu lah dalam beberapa penampilan live nya, Sparkle Afternoon dibantu oleh
additional drummer Irvan N Martpresia.
Namun begitu bagi mereka segala kendala yang ada tidak menyurutkan semangat mereka untuk tetap berada dalam satu band dan berusaha sebisa mungkin untuk menyelesaikan album. “Target sih tetap ada tapi kami juga ngga maksain, jadi kalo memang diantara kami ada yang punya urusan yang lebih penting di luar band ya silahkan, kami juga support itu karena band ini tuh udah kayak keluarga buat kami semua”, tukas Warna Kurnia. Sementara Irvan yang selama Tedy bekerja di Jakarta selalu ditugaskan sebagai drummer additional mengaku nyaman berada di band ini. “Ya saya sih selalu support mereka dari dulu apalagi kita punya satu kesamaan yaitu ngga bisa tidur sebelum subuh makanya jadi cocok mainin musik-musik kayak gini, hahaha”, canda Irvan. Bagi semua yang terlibat dalam Sparkle Afternoon komunikasi dan kekeluargaan adalah faktor penting yang membuat band ini tetap eksis sampai sekarang.
Namun begitu bagi mereka segala kendala yang ada tidak menyurutkan semangat mereka untuk tetap berada dalam satu band dan berusaha sebisa mungkin untuk menyelesaikan album. “Target sih tetap ada tapi kami juga ngga maksain, jadi kalo memang diantara kami ada yang punya urusan yang lebih penting di luar band ya silahkan, kami juga support itu karena band ini tuh udah kayak keluarga buat kami semua”, tukas Warna Kurnia. Sementara Irvan yang selama Tedy bekerja di Jakarta selalu ditugaskan sebagai drummer additional mengaku nyaman berada di band ini. “Ya saya sih selalu support mereka dari dulu apalagi kita punya satu kesamaan yaitu ngga bisa tidur sebelum subuh makanya jadi cocok mainin musik-musik kayak gini, hahaha”, canda Irvan. Bagi semua yang terlibat dalam Sparkle Afternoon komunikasi dan kekeluargaan adalah faktor penting yang membuat band ini tetap eksis sampai sekarang.
Artikel ini telah di muat di web Berisik Radio yang bisa
dilihat di sini
No comments:
Post a Comment