Wednesday, May 23, 2012

SHE Berhasil Melewati Beberapa Era Trend Musik Indonesia

Trend musik itu selalu bergantian dari masa ke masa. Mungkin ini dampak alami dari sifat manusiawi yang disebut bosan. Tapi saya baru mengikuti perkembangan trend musik dewasa itu ahir 90an atau awal taun 2000an. Dimana ketika itu saya menginjak masa smp. Kalo pas sd sih yang saya tau musik ya itu-itu aja. Ga jauh dari Trio Kwek-Kwek, Enno Lerian dan Bondan Prakoso. Ya kebetulan Ibu saya lumayan ketat mengawasi musik apa yang boleh didengarkan oleh anak-anaknya. Makanya pas smp lah saya baru kenal yang namanya Dewa 19, Sheila on 7, Padi.

Saat itu Sheila on 7 yang paling saya idolakan dengan beberapa lagu hits nya seperti Dan, Anugerah Terindah yang Pernah Ku Miliki dan JAP. Dan jadi lah rilisan self titled: Sheila on 7 itu jadi kaset pertama yang saya beli. Di rentang masa antara smp sampai sma belantika musik Indonesia nampak begitu serupa. Band terus saja bermunculan dengan format dan konsep yang sama dengan yang sudah ada sebelumnya.

Nah sekitar taun 2007 saya terpaksa harus sering mendengarkan radio karena ada tugas kampus untuk bikin program radio. Sekedar informasi saya tidak terlalu suka mendengarkan radio yang kala itu menurut saya membosankan. Mungkin itu juga yang bikin referensi musik saya tidak bervariasi. Saat sedang menyimak radio secara rutin saya dengar ada band dengan vokalis perempuan yang lagu nya langsung nyangkut di telinga karena lirik dan musik nya yang easy listening. Tanpa disadari saya sering tiba-tiba nyanyi "Slow down baby take it easy just let it flow" Akhirnya saya mulai cari-cari siapa yang nyanyi lagu itu. Di warnet samping kampus lah akhirnya saya menemukan jawaban yang saya cari-cari. Band itu namanya SHE singkatan dari Sound and Harmony Ecletic. Band asal bandung yang ternyata ke tujuh personel nya perempuan semua. Wow ini lah yang saya cari-cari. Fresh dan beda dari band kebanyakan. Ditambah lagi ada pemain biola nya di band itu. Ini lah yang bikin mereka unik dimata saya yang lumayan udah mulai bosan denger band-band cowok dengan musik serupa. Meskipun saya ga akan pernah bosen denger Sheila on 7 sampai kapan pun.

Dan yang paling bikin kaget lagu yang sering saya dengerin itu udah album kedua yang diberi nama Tersenyum Kembali rilisan Sony Music Indonesia. Nah kan ternyata saya ketinggalan. Tapi entah kenapa saat itu saya tidak tertarik untuk mencari tau seperti apa album sebelumnya. Saya cermati video klip nya di youtube. Dan saya makin suka dengan band itu yang ternyata pemain biola nya belakangan saya tau anak dari salah satu personel Bimbo, band kesukaan Bapak saya. Balik lagi ke album mereka total kesuluruhan lagu yang ada di album itu emang cinta-cintaan cengeng sih tapi saya suka musiknya, tepatnya biola nya  jadi saya tidak terlalu peduli dengan isi liriknya. Lagipula saat itu tidak ada band pop yang berkonsep seperti mereka.

Kemudian di ahir 2007 kita semua mulai mengenal acara musik di televisi yang memiliki slogan Barometer Musik Indonesia, ga perlu saya sebut lah yah namanya. Awalnya saya senang dan optimis mereka akan menampilkan band-band idola saya. Eh lama kelamaan mereka malah setiap hari menampilkan band-band melayu yang bikin saya makin males nonton tv. Band-band rilisan Nagaswara seperti Radja dan Wali hampir setiap hari tampil disana. Belum lagi Kangen Band dan ST 12 yang vokalis nya khas dengan poni lempar nya. Tapi di tengah gempuran band-band melayu miskin kreatifitas itu, SHE tetap bertahan dengan konsep dan gayanya. Terbukti mereka kembali mengeluarkan album yang bertajuk Tak Sekedar Kembali pada tahun 2009. Single andalan mereka judulnya Jomblowati. Oke judulnya memang terdengar agak dangdut dan katro banget tapi lagi-lagi saya terlanjur suka dan jatuh cinta dengan permainan biola dan suara merdu sang vokalis. Lagu-lagu mereka terus seliweran di acara musik pagi itu bahkan jadi soundtrack reality show ajang cari jodoh segala.

Kemudian ketika 2tahun belakangan ini kita semua di gempur dengan kehadiran boyband dan girlband yang jujur saya sendiri ga bisa bedain mana boy mana girl abis semua nya lipstikan dan bedakan gitu. Perempuan-perempuan remaja cantik makin semarak tampil di televisi. Katanya sih mereka mau nyanyi tapi pada kenyataannya yang saya liat mereka cuma asik joget-joget. Kalo cuma modal tampang cakep dan bisa joget mah mending jadi cheerleaders aja deh yah. Tapi sekali lagi SHE tetap eksis dan di akui keberadaannya. Mereka juga ga kalah sering kok tampil di acara musik pagi itu dan beda dengan kebanyakan pengisi acara lain nya mereka terbilang hampir selalu tampil secara live bukan lipsync.

Jadi bagi saya SHE salah satu band dengan konsep jelas yang patut di acungi jempol karena bertahan dan berhasil melewati beberapa era trend musik Indonesia. Semakin terbukti kalo kualitas itu memang salah satu jaminan pasti sebuah band dapat bertahan. Apalagi mereka juga bukan band instan atau karbitan yang bermodal tampang dan keberuntungan. Ini bisa kita lihat dari sejarah mereka yang sudah terbentuk sejak tahun 2000 tapi baru rilis album pertama tahun 2005 bahkan Arina Epiphania yang selama ini kita kenal sebagai vokalis Mocca pernah bergabung dengan band ini pada awal band ini terbentuk. Setidaknya ada juga band perempuan yang benar-benar bisa nyanyi dan main musik, bukan cuma sekedar jual body dan tampang. Meski sempat beberapa kali mengalami pergantian personel toh mereka tetap ada hingga kini menginjak usia mereka yang ke 12.

Published with Blogger-droid v2.0.4

Tuesday, May 22, 2012

Grey Concert Yang Penuh Kejutan

 Wajah sumringah dan penuh kebahagiaan nampak jelas di wajah ratusan orang yang memadati Gedung Kesenian Jakarta sejak pukul 6 sore. Meski acara diagendakan akan mulai pukul 19.30 Wib, penonton yang kebanyakan masih berpakaian ala pegawai kantor nampak sudah tidak sabar melepas kerinduan pada band si empunya hajat malam itu. Ya Pure Saturday yg dalam rangka meluncur kan album terbarunya tersebut bekerjasama dengan G Production menggelar sebuah perhelatan akbar pada 15 mei 2012.
Sebelum acara dimulai para pengunjung nampak memadati booth merchandise yang menjual tshirt serta tentu saja album terbaru Pure Saturday. Ada juga yang berbincang santai memprediksi akan seperti apa album baru band kesayangan mereka. Seperti yang dilakukan Dapit Budi dan beberapa temannya yang aktif dlm milis Pure People, sapaan bagi fans Pure Saturday. "Penasaran sih akan seperti apa keseluruhan albumnya tapi ingin nya sih yang fresh dan beda dari album-album sebelumnya, ya ibaratnya kayak cewek baru kan jd pingin di dengerin terus dan di kulik, hahaa" canda Dapit.
Selain Dapit ada juga Dani seorang Pure People asal Bandung yang menyempatkan untuk menghadiri konser ini. "Ya penasaran lah pasti udah lama banget kan mereka ngga ngeluarin album trus pas kebetulan bisa bolos kerja lagian juga di Bandung belum ada kabar kapan akan ada konser seperti ini jadi ya akhirnya berangkat ke Jakarta sama teman-teman yang lain juga" cerita Dani.
Tepat pukul 20.00 Wib pintu masuk dibuka dan langsung disambut oleh kemegahan gedung teater yang sudah ada sejak zaman kolonial belanda tersebut. Sempat menunggu 15 menit akhirnya konser dimulai dengan instrumen musik yang disuguhkan dengan layar background bergambar mata yang berkedip. Setelah musik yang terdengar singkat itu usai, bermunculan lah sosok yang sudah ditunggu-tunggu. Dimulai dari Ade Purnama (bass) dilanjutkan dengan Adhitya “Adhi” Ardinugraha (gitar), Yudhistira “Udhi” Ardinugraha (drum), Arief Hamdani (gitar) dan Yocki Suryoprayogo naik ke panggung. Intro lagu Horsemen terdengar dan datang lah sang vokalis Satria “Iyo” Nurbambang yang berkostum layaknya seorang ksatria penunggang kuda. Tepuk tangan pun terdengar meriah. Semua terkejut dengan penampilan berbeda dari vokalis yang wajah nya juga di cat putih.
Selain bernyanyi, Iyo juga terlihat berakting menginterpretasikan isi lagu. Selanjutnya berturut-turut keseluruhan isi album baru dibawakan. Deretan lagu tersebut adalah Lighthouse, Musim Berakhir, Starlight, Utopian Dreams, The Air The Empty Sky, Passerpartout, To The Edge dan ditutup dengan Albatros dan Dream A New dream. Diantara keseluruhan lagu tersebut Utopian Dreams cukup menarik perhatian penonton karena di lagu itu untuk pertama kalinya Adhi melakukan solo gitar akustik diawal lagu kemudian muncul lah Rekti yang menjadi salah satu pengisi acara tamu yang juga turut berkolaborasi dalam album. Sementara pada lagu Albatros terdengar suara vokal Iyo yang lebih matang dan percaya diri bila dibandingkan dengan album Elora, debut albumnya sebagai vokalis Pure Saturday ditambah lagi penghayatan lagu dengan emosi yang sangat terasa. Dilagu berdurasi lebih dari 8 menit ini lah yang terdengar jelas sangat berbeda dengan lagu-lagu Pure Saturday sebelumnya.
Selesai menyuguhkan album baru mereka rehat sejenak sebelum beralih ke sesi 2 dimana kabarnya mereka akan membawakan sejumlah hits dari album terdahulu. Tak perlu menunggu waktu lama satu persatu personel kembali ke panggung dengan wardrobe sederhana khas mereka. Ya apalagi kalo bukan tshirt dan jeans. Namun ada satu yang mengundang gelak tawa para penonton, yaitu Iyo yang mengenakan tshirt bergambar Soleh Solihun, seorang stand up comedian yang sedang banyak digandrungi humor cerdas nya belakangan ini.
Setelah terlebih dulu menyapa penonton yang sebelumnya “dicuekin” saat sesi 1, mereka pun membuka sesi 2 dengan lagu Elora. Semua penghuni ruangan berkapasitas 470 orang itu bersorak dan ikut bernyanyi bersama. Suasana makin semarak, tidak lagi hening seperti pada sesi sebelumnya. Setelah Elora, konser berlanjut dengan lagu Spoken, Cokelat, Pagi, dan Enough yang kembali menghadirkan Rekti diatas panggung. Sebelum memanggil Rekti, Iyo sempat turun panggung untuk menyapa penonton yang hadir, seperti Arian (Seringai) dan Uga (The dying sirens). Ia pun menawarkan penonton untuk turut serta bernyanyi dengannya diatas panggung namun tak ada satu pun yang memberanikan dirinya untuk itu. Baru lah kemudian ia memanggil Rekti keatas panggung.
Setelah Enough, kemeriahan terus berlanjut dengan lagu Simple, Desire, Citra Hitam yang dibawakan secara duet dengan Yockie Suryoprayogo. Khusus dilagu ini Iyo tidak ikut bernyanyi. Ternyata kejutan tidak berhenti sampai disitu. Sekumpulan remaja yang tergabung dalam sebuah choir yang belakangan diketahui berasal dari SMA 78 Jakarta naik keatas panggung dan secara menakjubkan tampil untuk menyanyikan lagu labirin. Selepas lagu itu Iyo pamit dan mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam konser itu. Dan kelima personel beranjak kebelakang panggung. Tentu saja hal tersebut mengundang teriakan “lagi, lagi, lagi” dari semua penonton.
Ya akhirnya panggung kembali terisi dan intro kosong pun berkumandang yang kemudian disusul dengan kehadiran Cholil Efek Rumah Kaca. Ternyata kejutan masih terus berlanjut. Setelah lagu tersebut masih ada satu lagu yaitu Buka yang benar-benar dijadikan lagu penutup. Kemudian Iyo memanggil satu per satu pendukung acara ke atas panggung untuk memberikan salam perpisahan yang disambut dengan standing ovation. Di sesi 2 tersebut hampir tidak ada lagu yang tidak diiringi oleh sing along penonton yang hadir. Semua penonton keluar ruangan konser dengan wajah puas dan penuh pancaran kebahagiaan. Konsep teatrikal sendiri diakui berasal dari ide brilian sang vokalis Iyo. “Ya bisa dibilang semua ide di sesi 1 itu buah pemikirannya Iyo jadi yang lain mengikuti saja dan percaya sama dia”, cerita Udhi. Pemilihan Cholil sebagai pendukung acara pun atas ide dari Iyo. Namun sayang Hendi Unyil (Themilo) yang sebelumnya dijanjikan akan turut serta dalam konser urung hadir karena kesibukan.
Sementara mengenai venue yang hanya dapat menampung penonton dengan jumlah terbatas dikatakan sebagai bagian dari konsep. Dan personel Pure Saturday sendiri memang sangat senang sekali momen sakral bagi perjalanan karir bermusik mereka diselenggarakan di sebuah gedung yang sangat mirip dengan Royal Albert Hall, sebuah gedung konser bersejarah yang terletak di London, Inggris yang rutin mengadakan konser Eric Clapton. Tak ada ekspektasi muluk setelah menyelenggarakan konser ini. Mereka hanya berharap adanya pendengar baru yang mendengarkan musik Pure Saturday. Meski sempat dihinggapi perasaan gugup menjelang konser yang hanya dipersiapkan kurang lebih selama sebulan, konser ini boleh dikatakan sebagai salah satu konser band non mainstream terbaik yang pernah diselenggarakan di Indonesia.
Untuk selanjutnya mereka berencana untuk melakukan Grey Tour ke beberapa kota terdekat seperti Bandung, Semarang, Jogja, Malang dan Makasar. Mereka menjanjikan konsep berbeda di setiap kota. Namun untuk waktu dan tempat nya belum dapat dipastikan. Mari kita tunggu kejutan apa lagi yang akan di hadirkan Pure Saturday.

Sunday, May 20, 2012

Cokelat Berulah Lagi?

Sebelum baca tulisan ini ada baiknya kalian dengerin dulu lagu Pure Saturday yang judulnya Cokelat. Nah kalo udah silahkan lanjut membaca. Sekitar 2 minggu yang lalu social media twitter mendadak rame ketika sebuah band indie pop asal kota kembang Bandung, Cherry Bombshell mengumumkan kalo mereka akan manggung di sebuah tv show yang belakangan ini memberikan angin segar buat penikmat musik independen. Dengan berani mereka menampilkan band-band non mainstream untuk mempertontonkan musik nya dan disiarkan secara live selama kurang lebih 3jam. Ya radioshow namanya, hadir di tv one.

Dalam akun twitter resmi nya Cherbomb mengumumkan mereka akan main pada sabtu, 19 mei 2012, langsung dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Bandung. Tentu aja banyak yang senang dan ga sabar nunggu tanggal 19 itu. Karena cherbomb merupakan salah satu band yang terbilang jarang banget manggung. Eh ini sekali nya manggung di siarin di tv pula. Tentu aja semua yang ngefans sama mereka menyambut dengan semangat.

Nah pas tiba hari h nya setiba saya di rumah dari lembur di kantor tiba-tiba twitter kembali rame dengan berita cherbomb di radio show itu. Tapi kali ini berita nya berita buruk dan bikin jengkel. Ya ternyata diumumkan kalo mereka batal main di radioshow dan penyebabnya adalah karena ga dapat izin dari aparat keamanan. What?? Gilaaaa.

Itu kalimat pertama yang keluar dari mulut saya pas denger berita tersebut. Dan ternyata udah sampe masuk detik segala berita nya. Dari berita yang saya baca saya lumayan menemukan beberapa keganjilan.

Pertama, alasan kepolisian yang terkesan mengada-ada. Di bilang izin tidak diberikan karena Cherbomb band cadas dan memiliki fans yang sering rusuh. Helloooo cokelatttt, kalo ngomong tuh mbok ya survey dulu lah supaya ga keliatan bego nya. Sejak kapan cherbomb jd band cadas? Trus ya kalo emang cherbomb band cadas dan penonton nya bikin rusuh ya di situ lah tugas kepolisian untuk mengamankan gimana cara nya supaya ga rusuh. Itu kan kerjaan kepolisian? Kedua, katanya masyarakat merasa terganggu dengan ada nya acara musik. Nah sementara pihak UPI nya bilang kalo selama ini warga ga pernah protes kalo disana ada acara musik dan lagipula ini juga bukan pertama kali nya ada acara musik di UPI dan ga pernah sekalipun terjadi kerusuhan. Hayooo jadi masyarakat mana yang merasa terganggu? Kenapa bisa ada perbedaan statement gini? Trus yang ketiga, kalo emang acara ini belum dapat izin dari kepolisian kok bisa sih pihak Radioshow udah publish acara ini dan ga ngasih info sebelumnya ke pihak Cherbomb soal masalah perizinan yang belum beres. "Belum di kasih tau tuh, tau-tau pas jam 3 kita lagi check sound ada polisi datang nyuruh ngebongkar panggung", cerita Arief, drummer Cherbomb.

Sebagai sebuah program televisi di stasiun tv swasta yang sudah profesional harusnya hal perizinan itu udah bisa selesai sebelum hari H kan? Dengan kejadian ini tentu saja banyak pihak yang dirugikan. Pertama udah pasti para pengisi cara yang mungkin aja kan udah nolak job lain karena udah terlanjur deal sama mereka. Selanjut nya tentu aja fans yang bahkan ada yang jauh dari Samarinda untuk nonton band idola mereka. Disini nampak mereka ga mempertimbangkan hal tersebut. Trus dasar-dasar si polisi juga yang tidak masuk akal kenapa acara ini tidak boleh diselenggarakan. Saya jadi penasaran mereka tuh punya tim survey ga sih yang cari tau dulu mengenai acara seperti apa yang minta izin mereka. Di sini saya semakin miris dengan birokrasi aparat yang terkesan memandang sebelah mata untuk acara-acara musik di Bandung. Sebelumnya saya udah sering dengar kalo di Bandung memang susah venue untuk pertunjukan musik. Tapi sampai skarang saya masih belum menemukan alasan yang tepat kenapa acara musik dilarang? Jadi sebenarnya polisi itu apa sih kerjaan nya selain nilang dan ngelarang acara musik?

Dari banyak acara non mainstream yang pernah saya kunjungi di Bandung belum pernah ada yang rusuh. Saya malah sering liat berita konser yang sering rusuh itu ya konser nya wali atau st12. Jadi ya agak aneh aja sih justru musik-musik berkualitas yang malah dilarang. Padahal selama ini banyak banget musisi di Bandung yang sudah bikin bangga kota Bandung dengan prestasi mereka di luar negeri. Jadi sekali lagi saya tanya apa tugas kepolisian kalo bukan untuk mengamankan? Dan kenapa mereka begitu nampak bodoh dengan asal ngomong soal siapa itu Cherbomb? Saya berharap ga ada lagi kejadian acara musik gagal dilaksanakan karena soal perizinan kepolisian dan penyelenggara yang ga becus ngurus soal ini. Tapi selain itu saya juga berharap musisi-musisi bandung khususnya Cherbomb ga kapok nerima tawaran main di tv. Karena kapan pun mainnya kami akan selalu sabar nunggu dan tetap mencintai musik kalian. Bravooo..

Published with Blogger-droid v2.0.4

Friday, May 18, 2012

Saya Ngga Suka Lagu Kosong Pure Saturday

Eits, jangan protes dulu baca judul diatas. Saya punya alasan sendiri kenapa saya ngga suka lagu itu. Eh sebenarnya bukan sepenuhnya ngga suka sih. Saya ngga suka kalo lagu itu dibawakan secara live. Kalo cuma dengerin dari perangkat digital sih ya setiap hari udah jadi playlist wajib sama kayak semua Pure People yang ngga bisa move on dari lagu masterpiece nya Pure Saturday itu. Jadi gini ceritanya. Saking sering nya saya datang ke gigs nya PS saya jadi lumayan hapal lagu wajib apa aja yang akan mereka bawain secara live. Dan lagu Kosong itu sendiri hampir selalu jadi lagu penutup mereka. 

Mereka seolah ngasih kode lewat lirik “Terlalu gelap pergi lah pulang” Itu lah yang bikin saya ngga suka lagu ini. Setiap lagu kosong main ya artinya kita mesti siap-siap bubar dari keriaan. Makanya saya suka ngga tenang mau ikutan sing along lagu itu meskipun udah hapal. Sementara kalo habis bawain lagu lain kan pasti akan ada lagu berikut dan berikutnya. 

Berbeda dengan penonton yang selalu teriak minta lagu kosong ketika Kang Iyo nanya mau dinyanyiin lagu apa, saya mah mending minta lagu Desire atau Pagi. Soalnya saya ngga pingin PS cepet-cepet selesai dan nyuruh saya pulang. Padahal dulu pertama kali tau lagu PS ya tau nya lagu kosong dan selalu berharap lagu itu dibawain kalo saya nonton live nya. Tapi pas udah tau kalo lagu itu sering dijadiin lagu penutup saya mulai males buat denger itu di live. Jadi pliss atuh lah Kang kalo mau bawain lagu Kosong jangan buru-buru. Nunggu 15 lagu gitu baru dibawain, hehe :D