Wednesday, February 18, 2015

Pure Saturday Still Alive

Peduli apa terjadi
Terus berlari tak terhenti
Untuk raih harapan
Di dalam tangis atau tawa

Pure Saturday dan Pure People


Penyesalan karena tak bisa hadir di press conference yang diadakan Pure Saturday kemarin di Bandung terbayar dengan kabar dari seorang teman yang hadir ke sana dan mengatakan bahwa band idola saya tersebut mengumumkan bahwa band akan tetap ada, tetap berkarya. Ya, mereka terus berlari dan tak kan terhenti. Pure Saturday Still Alive. Hampir 21 tahun membesarkan band tersebut sepertinya membuat ketiga personel tersisa tidak rela membubarkan band begitu saja.


Hampir tiga minggu yang lalu saya dan semua yang ada dalam lingkaran musik (so called) indie dikejutkan dengan berita mundurnya dua personel kembar Pure Saturday, Adhi (gitaris) dan Udhi (drummer). Saya tau berita tersebut dari seorang sahabat yang tinggal di Bandung. Saat itu jelas saya nggak percaya karena lima hari sebelumnya saya masih menyaksikan penampilan mereka lengkap berlima. Ketika ngobrol dengan para personel dan manajemen seusai pentas pun tak ada indikasi mengarah ke sana.


Untuk memastikan berita tersebut, saya langsung menelepon Udhi. Dan ternyata ia pun mengamini kabar yang beredar. Saya sempat menyatakan kesedihan dan ketidakrelaan saya kalau ia dan sodara kembarnya mundur dari band. Tapi sekali lagi Udhi memastikan bahwa ia sudah yakin dan memikirkan dengan matang keputusan yang mereka ambil. Tidak ada toleransi lagi untuk keputusan ini. “Yah mau gimana lagi, saya juga awalnya berat ninggalin semua kesukaan saya dari kecil. Tapi insya Alloh ini yang terbaik.” begitu kira-kira yang Udhi sampaikan pada saya.


Kesedihan saya semakin bertambah ketika banyaknya orang-orang di media sosial yang menghakimi si kembar begini begitu dengan nada negatif dan nyinyir. Tidak bisakah kita menanggapi ini sebagai sebuah keputusan prinsipil yang berkaitan dengan keyakinan. Keyakinan pada hakekatnya merupakan urusan masing-masing orang dengan penciptanya. Terlalu pribadi rasanya untuk kita campuri.


Lumayan sulit bagi saya untuk menyadari kalau ini benar-benar terjadi dan bukan sekedar mimpi buruk. Apalagi kemungkinan bubarnya Pure Saturday sangat bisa terjadi. Saya masih ingat betul dalam sebuah wawancara saya dengan mereka saat mereka merilis album Grey tahun 2012 lalu, Ade (bassis) pernah menyatakan begini, “Kita agak susah buat ngeband dengan orang yang gak dekat, jadi sebisa mungkin kita gak akan pake additional player, kalau ada salah satu yang gak bisa mending tawaran manggungnya gak diambil.”


Tapi Pure Saturday sepertinya cukup kuat untuk melewati masa-masa sulit ini. Terbukti pada 7 Februari yang lalu mereka tetap manggung di Makasar memenuhi undangan SMA 11 Makasar dibantu oleh Ochim (teknisi gitari Adhi) pada gitar dan Papay (Sarasvati) pada drum. Di sana terlihat dengan jelas sambutan penonton sangat baik dan saya yakin itu pasti menyadarkan mereka bahwa mereka tetap diinginkan keberadaannya.


Akhirnya Pure Saturday pun mengabulkan keinginan para Pure People. Pada 17 Februari 2015 bertempat di Morning Glory Coffee, Bandung, mereka menggelar jumpa pers yang bertujuan untuk menjelaskan ‘nasib’ dan rencana band ke depannya. Selain memastikan bahwa mereka akan tetap eksis, mereka juga berencana untuk menggelar sebuah mini konser di Bandung dan Jakarta. Akan ada vinyl album Grey juga yang akan dirilis dalam waktu dekat. kabar baik lainnya adalah sebuah single baru akan dilepas. Ya, meski masih sulit menerima kenyataan berkurangnya personel dalam band, passion mereka dalam musik terlalu besar untuk menyerah pada keadaan.


Teruslah berlari, Pure Saturday.