Tuesday, May 12, 2015

Tersesat di Antariksa Bersama Morfem

Lengkap sudah koleksi album Morfem

Setelah melepas EP Sneakerfuzz pada akhir tahun lalu, tahun ini Morfem bersiap-siap untuk merilis album ketiganya. Album yang rencananya diberi judul Tersesat di Antariksa, sama dengan judul single pertamanya ini sudah mulai dikerjakan sejak tahun lalu. Lagu Tersesat di Antariksa juga sudah mulai diperkenalkan saat mereka mengisi panggung-panggung musik beberapa bulan terakhir ini.

Pertama kali dengar judul Tersesat di Antariksa, saya menduga bahwa lagu tersebut adalah lagunya The Upstairs. Ternyata salah, haha. Dan lagi-lagi, Jimi Multhazam, sang vokalis berhasil membuat lirik lagu yang asik dan ear catching. Sampai sekarang, Jimi memang salah satu penulis lirik berbahasa Indonesia yang berbahaya. Nggak ada lagu gubahannya yang gagal.

Entah ingin memanfaatkan momen atau memang ingin menjadikannya sebagai pemanasan, Morfem merilis single Tersesat di Antariksa dalam bentuk kaset pada Record Store Day 2015 bulan Maret kemarin. Kaset yang dibuat hanya sebanyak 100 copy tersebut terjual ludes pada hari kedua pelaksanaan RSD. Saya sendiri berhasil mendapatkannya di hari pertama. Sejak awal diumumkan bahwa single tersebut akan dirilis, saya memang menjadikannya sebagai daftar buruan utama. 

Bersamaan dengan single Tersesat di Antariksa, pada sisi satu lagi di kaset yang sama, ternyata Morfem memasukkan lagu Kuning, milik Rumahsakit yang dibawakan dengan versi mereka. Lagu Kuning juga termasuk salah satu lagu cover version yang sering mereka bawakan dalam setiap penampilan mereka. Kedua lagu dalam kaset ini benar-benar bisa bikin kita tersesat di dunianya Morfem, dunia bising berbalut lirik indah. 

Friday, May 8, 2015

Pure Saturday Rilis Vinyl Grey



Setelah dijanjikan sejak tahun lalu, ahirnya Pure Saturday merilis album Grey dalam bentuk vinyl. Album yang sudah dirilis dalam bentuk CD pada tahun 2012 tersebut sayangnya dirilis saat Pure Saturday kini hanya beranggotakan tiga personel.

Jakarta baru kebagian dikunjungi unit band asal Bandung ini pada 5-5-2015, tanggal yang cantik untuk sebuah perayaan. Berlokasi di 365 Ecobar, Kemang, untuk pertama kalinya saya bertemu mereka dengan formasi trio. Sayang, meski harus menempuh waktu enam jam Bdg-Jkt, mereka hanya melakukan signing session vinyl aja. Rasanya gak rela melihat Pure Saturday ke Jkt tanpa menampilkan aksi panggung :p

Saya sendiri sebenarnya nggak punya vinyl player tapi tetap merasa wajib untuk membeli rilisan mereka tersebut. Ya, siapa tau kelak bisa saya wariskan ke anak cucu saya. Ini adalah vinyl pertama yang saya punya dan karena sampai sekarang belum disetel jadi saya nggak bisa review kualitasnya, ya nggak ngerti juga sih sebenernya kualitas vinyl yang bagus tuh seperti apa, hahaa.

Well, meski Pure Saturday tak sama seperti dulu lagi, saya akan tetap mendukung setiap langkah kreatif mereka. Maju terus Pure Saturday..

Monday, April 6, 2015

Rumahsakit Belum Hilang




Setelah vakum tanpa kegiatan bermusik selama setahun belakangan, Rumahsakit kembali hadir dengan merilis album rekaman keempatnya bertajuk +imeless. Sudah menjadi rahasia umum sepertinya bahwa vakumnya Rumahsakit dari panggung-panggung gigs dikarenakan hengkangnya sang vokalis, Andri Lms yang kini kehilangan gairah dan memilih untuk pensiun dalam bermusik. Namun keempat personel Rumahsakit yang lain, yaitu Marky (gitar), Sadam (bass), Micky (keyboard) dan Fadhli (drum) tidak membiarkan begitu saja band yang mereka rintis sejak 20an tahun yang lalu menghilang dari skena musik Indonesia.

Dengan kehadiran vokalis baru, Arief, secara resmi mereka merilis album +imeless dengan sebuah acara launching yang digelar pada Selasa, 24 Maret 2015 di Foundry 8, Senayan, Jakarta. Sebelum mereka tampil membawakan materi baru, hadirlah Barefood dan Morfem sebagai band pembuka yang cukup menghangatkan suasana. Setelah itu barulah Rumahsakit hadir ke atas panggung. Ini kali pertamanya bagi Arief tampil di atas panggung bersama Rumahsakit.

Photo: Yudistira Yulius

Rumahsakit tampil dengan gaya yang lebih kekinian, maklum karena mereka disponsori oleh sebuah brand fashion terkenal. Selain itu ada kecanggungan yang nampak di awal penampilan mereka. Sadam, sang bassis yang lebih banyak berbicara untuk menjalin komunikasi dengan penonton. Meski tak bisa menutupi rasa canggungnya, Sadam berusaha untuk lebih dekat dengan penonton. Arief, sang vokalis pun tampak berusaha untuk akrab dengan para pengikut setia Rumahsakit.

Saya sendiri sempat meragukan apakah dengan kehadiran vokalis baru ini, Rumahsakit dapat mempertahankan masa kejayaannya. Saya khawatir Rumahsakit kehilangan ciri khasnya seiring dengan hilangnya vokalis. Rumahsakit terlanjur identik dengan kehadiran AndriLms. Meskipun seluruh personel tentu saja memiliki pengaruh yang sama besarnya dalam band. Apalagi single '3:56' yang sempat mereka luncurkan sebelumnya tidak begitu menarik selera saya. Tapi ternyata keraguan dan kekhawatiran saya terbantahkan. Rumahsakit tetaplah Rumahsakit meski tanpa vokalis lamanya. Walaupun tampil dengan kemasan baru, musik mereka tetap dapat saya kenali dengan intro keyboard dan racikan sound gitar khas mereka.

Kini beberapa lagu seperti ‘Tak ada yang selamanya’ dan ‘Sandiwara semu’ menjadi track favorit saya bahkan masuk dalam playlist harian yang tak pernah saya lewatkan. Yang tidak kalah menarik dari album +imeless ini adalah hadirnya legenda rap Indonesia, Iwa K, yang ikut mengisi dalam satu lagu berjudul ‘Wrong’. Meski tidak terlalu banyak mengambil bagian, Iwa K memberikan warna yang berbeda dalam album ini. Yang membuat saya salut, ide ini tentu jarang terpikir oleh band lain yang mau mengkolaborasikan musiknya dengan seseorang dengan latar belakang musik yang jauh berbeda. Total ada 10 lagu dalam album ini. Silahkan pilih dan putar lagu yang menjadi favorit lo. Jangan lupa sebarkan pada orang terdekat bila menyukainya. Kalau lo berani vokal dalam mengkritik lagu 'sampah', gak ada salahnya kalo lo mau menyebarkan karya yang bagus untuk menutupi lagu-lagu 'sampah' tersebut.  

Karakter vokal Arief yang terdengar tak lms itu memang berbeda dengan AndriLms tapi siapa yang peduli ketika band favoritnya berhasil eksis setelah perjalanan berat yang mereka lalui. Sama tak pedulinya dengan ratusan orang yang hadir di pesta peluncuran +imeless malam itu. Mereka tetap bernyanyi bersama saat lagu-lagu nostalgia seperti Kuning dan Hilang dibawakan, meski dengan vokalis yang berbeda. Ya, kenyataannya Rumahsakit terlalu dicintai untuk ditinggalkan begitu saja hanya karena pergantian vokalis.

Wednesday, February 18, 2015

Pure Saturday Still Alive

Peduli apa terjadi
Terus berlari tak terhenti
Untuk raih harapan
Di dalam tangis atau tawa

Pure Saturday dan Pure People


Penyesalan karena tak bisa hadir di press conference yang diadakan Pure Saturday kemarin di Bandung terbayar dengan kabar dari seorang teman yang hadir ke sana dan mengatakan bahwa band idola saya tersebut mengumumkan bahwa band akan tetap ada, tetap berkarya. Ya, mereka terus berlari dan tak kan terhenti. Pure Saturday Still Alive. Hampir 21 tahun membesarkan band tersebut sepertinya membuat ketiga personel tersisa tidak rela membubarkan band begitu saja.


Hampir tiga minggu yang lalu saya dan semua yang ada dalam lingkaran musik (so called) indie dikejutkan dengan berita mundurnya dua personel kembar Pure Saturday, Adhi (gitaris) dan Udhi (drummer). Saya tau berita tersebut dari seorang sahabat yang tinggal di Bandung. Saat itu jelas saya nggak percaya karena lima hari sebelumnya saya masih menyaksikan penampilan mereka lengkap berlima. Ketika ngobrol dengan para personel dan manajemen seusai pentas pun tak ada indikasi mengarah ke sana.


Untuk memastikan berita tersebut, saya langsung menelepon Udhi. Dan ternyata ia pun mengamini kabar yang beredar. Saya sempat menyatakan kesedihan dan ketidakrelaan saya kalau ia dan sodara kembarnya mundur dari band. Tapi sekali lagi Udhi memastikan bahwa ia sudah yakin dan memikirkan dengan matang keputusan yang mereka ambil. Tidak ada toleransi lagi untuk keputusan ini. “Yah mau gimana lagi, saya juga awalnya berat ninggalin semua kesukaan saya dari kecil. Tapi insya Alloh ini yang terbaik.” begitu kira-kira yang Udhi sampaikan pada saya.


Kesedihan saya semakin bertambah ketika banyaknya orang-orang di media sosial yang menghakimi si kembar begini begitu dengan nada negatif dan nyinyir. Tidak bisakah kita menanggapi ini sebagai sebuah keputusan prinsipil yang berkaitan dengan keyakinan. Keyakinan pada hakekatnya merupakan urusan masing-masing orang dengan penciptanya. Terlalu pribadi rasanya untuk kita campuri.


Lumayan sulit bagi saya untuk menyadari kalau ini benar-benar terjadi dan bukan sekedar mimpi buruk. Apalagi kemungkinan bubarnya Pure Saturday sangat bisa terjadi. Saya masih ingat betul dalam sebuah wawancara saya dengan mereka saat mereka merilis album Grey tahun 2012 lalu, Ade (bassis) pernah menyatakan begini, “Kita agak susah buat ngeband dengan orang yang gak dekat, jadi sebisa mungkin kita gak akan pake additional player, kalau ada salah satu yang gak bisa mending tawaran manggungnya gak diambil.”


Tapi Pure Saturday sepertinya cukup kuat untuk melewati masa-masa sulit ini. Terbukti pada 7 Februari yang lalu mereka tetap manggung di Makasar memenuhi undangan SMA 11 Makasar dibantu oleh Ochim (teknisi gitari Adhi) pada gitar dan Papay (Sarasvati) pada drum. Di sana terlihat dengan jelas sambutan penonton sangat baik dan saya yakin itu pasti menyadarkan mereka bahwa mereka tetap diinginkan keberadaannya.


Akhirnya Pure Saturday pun mengabulkan keinginan para Pure People. Pada 17 Februari 2015 bertempat di Morning Glory Coffee, Bandung, mereka menggelar jumpa pers yang bertujuan untuk menjelaskan ‘nasib’ dan rencana band ke depannya. Selain memastikan bahwa mereka akan tetap eksis, mereka juga berencana untuk menggelar sebuah mini konser di Bandung dan Jakarta. Akan ada vinyl album Grey juga yang akan dirilis dalam waktu dekat. kabar baik lainnya adalah sebuah single baru akan dilepas. Ya, meski masih sulit menerima kenyataan berkurangnya personel dalam band, passion mereka dalam musik terlalu besar untuk menyerah pada keadaan.


Teruslah berlari, Pure Saturday.