Maraknya buku-buku terbitan baru di
toko buku cukup menggembirakan akhir-akhir ini, bahkan para penulis kenamaan bisa
menjual buku karya mereka hingga jutaan copy. Meski masih banyak pembajakan
nyatanya penjualan buku tidak terlalu memprihatinkan layaknya rilisan musik.
Namun buku-buku yang terpajang di toko-toko buku besar kebanyakan memiliki
genre atau jenis yang serupa. Cinta-cintaan khas remaja dan motivator adalah
dua jenis buku yang dengan sangat mudah dapat kita temui disana. Sebegitu haus
nya kah masyarakat akan cerita-cerita fiksi yang menjual bualan omong kosong
tak tentu arah seperti itu? Dan apakah masyarakat kita terlalu galau dan lemah
sampai buku-buku motivasi selalu saja masuk jajaran buku best seller? Meski
banyak buku-buku berkualitas karya penulis lokal tapi dua genre buku yang
disebutkan diatas rupa nya memang masih mendominasi entah sampai kapan.
Di tengah keserupaan rilisan-rilisan
buku dari penerbit besar tersebut, muncul lah sebuah buku kumpulan tulisan
karya Angga Wiradiputra yang ia beri
judul RUBIK. Tak ingin menunggu lama
sampai ada penerbit melirik karya nya, maka Angga berinisiatif untuk
menerbitkan buku nya secara self released melalui @nulisbuku. Apa yang ada
dalam benak kita saat mendengar kata Rubik? Mungkin sebagian besar dari kita
menangkap bahwa Rubik adalah sebuat benda atau mainan yang memerlukan kerja
otak lebih besar untuk dapat membentuknya menjadi sebuah kotak persegi yang
teratur warnanya. Tapi nyatanya untuk menikmati buku Rubik ini kita tidak perlu
berpikir sekeras seperti saat kita bermain Rubik. Buku Rubik ini bahkan
memancing kita untuk turut serta masuk ke dalam cerita karena yang ditampilkan
memang cerita-cerita yang dekat dengan keseharian.
Buku ini terbagi dalam beberapa bab
yang judulnya mencerminkan garis besar isi cerita setiap bab nya. Sebagai
pembuka kita akan disuguhkan cerita atau ekspresi perasaan penulis kepada
Tuhan, keluarga, kekasih dan orang-orang terdekat yang ada disekelilingnya. Bab
ini di beri judul Dear, Kadear.
Kumpulan cerita yang cenderung singkat dan pilihan kata yang lugas, jelas,
terkadang sinis dan apa adanya dalam bab ini membuat kita mudah untuk mencerna
apa yang ingin disampaikan oleh penulis. Beberapa tulisan di bab ini juga
seolah mengingatkan kita akan kejadian umum yang sering terjadi dalam kehidupan
sehari-hari namun luput dari perhatian kita.
Beralih ke bab selanjutnya ada Mengigau kah kau Tuan Lau? Andi Lau?.
Bab ini berisi cerita-cerita fiksi hasil imajinasi penulis. Saat membaca bab
ini kita seolah berada dalam mesin waktu yang siap membawa kita ke masa
kanak-kanak dulu saat orang tua kita membacakan dongeng sebelum tidur. Khayalan
mengenai Negeri bla bla bla, Pemusik Asik dan Pecinta Jendela memaksa kita ikut
masuk ke dunia khayalan yang menyenangkan. Setelah bermain-main di negeri
khayalan maka selanjutnya kita di bawa kembali ke dunia nyata dalam bab Pak camat sudah bukan Rahmat, dia sedang
curhat. Di bab ini penulis mencoba membagi cerita kesehariannya mengenai
segala hal yang menarik perhatiannya, mimpi-mimpi nya dan kisah menyentuh yang
dialami dalam keluarganya. Semuanya dikemas sederhana seperti seseorang yang
sedang curhat dengan teman baik nya. Bab ini akan membuat kita merasa dekat
dengan penulis. Namun begitu dalam bab ini banyak cerita singkat yang tidak
utuh bahkan terkesan tanggung, seperti layaknya sebuah lagu yang hanya ada
intro atau reff nya saja. Jadi kita seolah dituntut untuk menerka bagaimana
cerita tersebut sebelum dan sesudahnya bila ingin menikmatinya secara utuh. Gaya
berceritanya tersebut seolah sudah menjadi karakter nya dalam menulis. Tapi
potongan-potongan cerita tersebut bisa saja disengaja oleh penulis untuk
mengaitkannya dengan sifat Rubik yang merupakan potongan warna yang harus
dipikirkan sendiri oleh pemainnya untuk mendapatkan bentuk yang utuh dan
teratur.
Selesai dengan segala curahan
hatinya, kita akan disuguhkan sebuah bab berjudul Susi untuk Sulastri, kata ganti sastra untuk meracau. Bab ini
berisi kumpulan puisi serta prosa singkat nya. Penulis seperti nya memang tidak
ingin membuat pembaca mati kebosanan bila harus membaca cerita panjang, maka
puisi dan prosa yang ada disini pun dikemas dengan singkat namun sarat makna.
Kemudian di bab selanjutnya ada Regi
masih pake kawat gigi? Ngga, dia sudah beranalogi. Bab ini menggambarkan
segala analogi dan persepsi penulis tentang kejadian yang ada di sekitar nya.
Jangan heran bila persepsi nya berbeda dari pemikiran kebanyakan orang atau
bahkan tidak pernah terbayang sebelumnya dalam benak kita. Pemikiran yang
sederhana lagi-lagi dapat dengan mudah kita tangkap dalam tulisan yang banyak
berisi tentang harapan, mimpi dan keheranan akan perilaku manusia belakangan ini.
Selanjutnya ada Resah dan gelisah pada semut merah. Bab ini berisi kumpulan lirik
lagu yang penulis buat. Keseharian penulis yang merupakan seorang bassis dari
sebuah band asal Bandung, Taman Kota membuat wajar rasanya bila ia memasukkan
bab ini ke dalam bukunya. Kebanyakan lirik yang ada berisi tentang banyak
pertanyaan mengenai kehidupan yang cukup membingungkannya. Sebagai penutup
penulis menyuguhkan sebuah bab berjudul Sebuah
teori, eh teori. Disini kita akan menemukan ideologi penulis mengenai
hidup, musik sampai hubungan asmara. Berbeda dengan bab-bab sebelumnya, disini
kita akan menemukan sudut pikir yang dikemas secara utuh. Penulis berusaha
memaparkan pemikirannya secara gamblang dan kritis. Kita bisa saja setuju atau
bahkan membantah semua tulisannya di bab ini dengan spontan. Gaya bertutur nya
memang seolah memancing kita untuk berdiskusi.
Dari keseluruhan tulisan yang ada di
bab ini maka dapat kita kenali gaya bercerita yang lugas dan terkesan to the point meski banyak juga pemilihan
kata ajaib yang dapat menambah perbendaharaan kata pembaca. Pemilihan kata yang
tidak biasa tersebut diakui penulis terinspirasi dari lirik lagu Zeke Khaseli
yang di daulat sebagai idola dan panutannya, baik dalam menulis maupun
bermusik. Bila kita menganggap hidup ini tak adil, maka dengan membaca buku ini
kita akan menyadari bahwa banyak hal dalam hidup kita yang tanpa kita sadari
justru bisa sangat menyenangkan.
Kalo kamu penasaran dengan keseluruhan isi buku ini, yuk langsung order aja ke @wenkywiradi atau ke email wenkywiradi@gmail.com, karena buku ini self released jadi penulis nya juga deh yang turun tangan ngurusin distribusi dan pemesanan. Tapi kamu juga bisa nodong dia buat minta tanda tangan atau tanda kecup, hehee. Yuk tunggu apa lagi? Support our local indie writer :')
Kalo kamu penasaran dengan keseluruhan isi buku ini, yuk langsung order aja ke @wenkywiradi atau ke email wenkywiradi@gmail.com, karena buku ini self released jadi penulis nya juga deh yang turun tangan ngurusin distribusi dan pemesanan. Tapi kamu juga bisa nodong dia buat minta tanda tangan atau tanda kecup, hehee. Yuk tunggu apa lagi? Support our local indie writer :')
Artikel ini telah dimuat di web Berisik Radio yang dapat
dilihat di sini